2012. 10. 8.

Useful Tips to Survive in the City of Traffic


MENYIASATI KEMACETAN JAKARTA

Membahas sarana transportasi di Jakarta akan selalu terhubung dengan fenomena kemacetan yang setelah sekian lama seakan menjadi hal yang lumrah terjadi Sebelum membahas tips menggunakan sarana transportasi, terlebih dulu saya akan membawa Anda kepada suasana lalu lintas di ibukota Republik ini, yang saat ini masuk dalam kategori kota termacet di dunia bersama Sao Paolo, Brazil dan Mumbai, India.
Discussing Jakarta’s public transportation will always get us connected with the traffic jam phenomenon which after time becomes the city’s usual event. Before sharing you several tips for riding Jakarta’s transportation, I will first take you through to the overall scene of traffic in the Republic Indonesia’s capital which has listed in world’s worst traffic together with Sao Paolo, Brazil and Mumbai, India.


Gambar di sebelah kiri adalah kondisi lalu lintas di salah satu lokasi utama Jakarta, Pancoran, di era tahun 70-an. Di sini terlihat arus lalu lintas masih lengang dan volume kendaraan bermotor terbilang rendah. Sarana transportasi (yang biasa disebut angkutan umum atau ‘angkot’) tersedia namun tertata rapi. Bus dan trem akan berhenti untuk menangkut penumpang di titik-titik tertentu dengan tarif yang disesuaikan dengan jarak tempuh namun sesuai subyektivitas sang supir.
On the left side, we can see overall situation in one of key location in Jakarta named Pancoran. Here we can see traffic is still loose with relatively low volume of vehicles. Public transportation (usually called as angkot) was available in well managed. As indicated in the picture, buses and trems would stop at designed are to pick and drop passengers with adjustable fee depends on travel distance according to driver subjectivity.

Gambar di sebelah kanan adalah kondisi lalu lintas di lokasi yang sama (Pancoran) saat ini, dimana kita bisa melihat kemacetan akut Jakarta dan lalu lintas hampir tidak bergerak. Banyak pihak menyebut ketidakseimbangan antara pertumbuhan volume kendaraan bermotor dan lambatnya pembangunan infrastruktur jalan raya sebagai penyebab kemacetan Jakarta. Namun ada juga yang berargumentasi tidak tersedianya sarana transportasi umum yang nyaman dan terjangkau sebagai akar utama kemacetan dan jika tersedia, masyarakat Jakarta akan berhenti menggunakan kendaraan pribadi sehingga volume kendaraan di jalan akan berkuran dan tidak ada lagi kemacetan.
Picture on the right shows recent condition in the same location (Pancoran) while we can see huge traffic and the road is nearly jammed. Many had blamed the imbalance between rapid growths of vehicles versus slow growth in transportation infrastructure is the main cause of this. While some said it is the absence of convenient and accessible public transportation is the real issue, and if this get solved, Jakartans (that’s how we call people of Jakarta) will stop using private cars hence less vehicle on the road and goodbye traffic,

Dengan kondisi kemacetan akut seperti ini, sarana transportasi apa yang sebaiknya digunakan di Jakarta dan bagaimana memanfaatkannya secara maksimal? Jawabannya tergantung lokasi tujuan dan waktu penggunaan.
Under the acute traffic condition of Jakarta, what kind of public transportation is preferred and how to get the most benefit out of it? My answer is depends on your destination, where you want to go and when you would like to use it.


 1.     Untuk keperluan bisnis - For business purpose
Taksi Bandara

Jika baru pertama kali berkunjung ke Jakarta, khususnya untuk keperluan bisnis, taksi bandara adalah pilihan utama. Taksi bandara dapat ditemukan tepat setelah keluar dari pintu kedatangan. Tarif terpercaya dan menggunakan argo, beberapa supir bahkan bias berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. Untuk jarak tempuh 10-15 km, tariff rata-rata mencapai 100 ribu Rupiah. Taksi bandara dapat dengan mudah dikenali dari stiker berwarna kuning di kaca depan belakang, selain petugas pemberi nomor antrian di tempat tunggu taksi. Jangan pernah menggunakan taksi dari sembarang pihak terutama tanpa argo.

 
For first time visitor to Jakarta, especially on business purpose, it is always suggested to take airport taxi at all time. You can find these taxis right after coming out from arrival gate. Fee is reliable as they use meter (we called it argo) and some of taxi drivers can speak sufficient English. For 10-15 kilometers travel, fee is around IDR 100.000 (around 10.000/ 만원). The airport taxi can be easily spotted as they have yellow sticker at front and end mirror and you can find staff who will give you your queuing number. Never take taxi from unauthorized person or random people who offer taxi without meter.

2.     Di pagi hari - In the morning


Trans Jakarta

Jam padat di Jakarta sudah dimulai sejak pukul 6 pagi hari dimana jalan-jalan utama dan jalan tol sudah dipadati dengan kendaraan. Untuk keamanan perjalanan, Anda bias menggunakan busway Trans Jakarta yang melintasi jalur khusus namun tidak dijamin bebas macet. Ongkos sekali jalan sebesar 3.500 Rupiah. Namun rute busway masih sangat terbatas melintasi lokasi bisnis atau area utama.

Bus umum seperti Kopaja, Mayasari, Metromini; juga tersedia dengan ongkos yang relative mirip namun dengan tingkat kenyamanan yang lebih rendah karena fasilitas yang tidak dirawat baik.
 

Rush hour in Jakarta starts as early as 6 AM with main roads and high way already loaded with cars. For secure travelling, you can choose ‘Trans Jakarta’ which is bus with dedicated lane but traffic is not guaranteed. Fee is fixed at IDR 3.500 (around 500). But route is limited mostly to circling major business districts and area.
Regular buses (called Kopaja, Mayasari, Metromini) are also available with similar cost but would be less convenient as no air conditioner and inside equipment is not regularly managed and cleaned.

Kopaja - Metromini - Mayasari
3.     Di malam hari - In the evening

Jam padat sepulang kerja di Jakarta dimulai pada pukul 5 sore. Jika ingin bepergian seorang diri terutama di malam hari taksi tetap lebih dipilih namun pastikan tetap memilih taksi dengan argo. Busway beroperasi hingga pukul 11 malam namun tak jarang untuk jalur-jalur minim penumpang, busway sudah tidak ditemukan setelah pukul 9 malam. Tidak ada perbedaan ongkos di malam dan siang hari.
 
The after hour in Jakarta starts from 5 PM following the business hour. If you want to travel alone in Jakarta especially in the evening, taxi is preferred but make sure to only ride the one with meters. Trans Jakarta is available only until 11 PM but for minor routes only until 9 PM. No differentiation between morning and evening rate.

4.     Dalam situasi mendesak / terburu-buru - When in a hurry


Ojek

Sepeda motor atau ‘Raja Jalanan’ banyak dijumpai di Jakarta. Untuk transportasi umum, biasa disebut ojek, dapat ditemukan di setiap sudut Jakarta dengan tariff yang relative murah. Untuk jarak 1-2 kilo meter, tarif yag dikenakan sekitar 10 ribu Rupiah. Ojek sangat terasa manfaatnya dalam situasi mendesak karena melalui ‘jalan tikus’ namun harus sangat berhati-hati karena rendahnya tingkat pengamanan pegemudi dan penumpang.


Motorcycles are abundant in Jakarta and may be crowned as ‘King of the Street’. Public motorcycle transportation (called ojek) is available everywhere in Jakarta and cost is relatively cheap. For 1-2 kilometer distance you just need to pay IDR 10.000 (around 1000). It is useful to ride it when in a rush as drivers will take you through short cut but need to be extremely careful as it will be less safety.

5.     Bepergian di pinggiran kota Jakarta - Travelling around suburban area


Mikrolet

Sarana transportasi paling popular adalah mikrolet. Berupa mobil yang dapat mengangkut 14 penumpang dan melintasi jalan-jalan pinggiran Jakarta namun tidak dapat melintasi jalan tol. Anda dapat berhenti dimanapun sesuai keinginan hanya dengan mengetuk bagian atas mikrolet. Tarif disesuaikan dengan jarak tempuh namun tidak lebih dari 8 ribu Rupiah. Setiap mikrolet memiliki nomor sebagai penanda rute yang ditempuh.

The most popular and widely used transportation is called ‘mikrolet’. It is an SUV type which can contains 14 passengers and travel through road but cannot use high way (toll road). You can stop wherever you want only by knocking the car’s ceiling. Fee is subject to distance but won’t cost more than IDR 8.000 (around 800). Each mikrolet is assigned with numbers which travels different route.

Sudah siap melawan kemacetan Jakarta?
Are you ready to conquer Jakarta’s traffic?

댓글 없음:

댓글 쓰기