MENYIASATI
KEMACETAN JAKARTA
Membahas sarana transportasi di
Jakarta akan selalu terhubung dengan fenomena kemacetan yang setelah sekian
lama seakan menjadi hal yang lumrah terjadi Sebelum membahas tips menggunakan
sarana transportasi, terlebih dulu saya akan membawa Anda kepada suasana lalu
lintas di ibukota Republik ini, yang saat ini masuk dalam kategori kota
termacet di dunia bersama Sao Paolo, Brazil dan Mumbai, India.
Discussing Jakarta’s public
transportation will always get us connected with the traffic jam phenomenon
which after time becomes the city’s usual event. Before sharing you several
tips for riding Jakarta’s transportation, I will first take you through to the
overall scene of traffic in the Republic Indonesia’s capital which has listed
in world’s worst traffic together with Sao Paolo, Brazil and Mumbai, India.
Gambar di sebelah kiri adalah
kondisi lalu lintas di salah satu lokasi utama Jakarta, Pancoran, di era tahun
70-an. Di sini terlihat arus lalu lintas masih lengang dan volume kendaraan
bermotor terbilang rendah. Sarana transportasi (yang biasa disebut angkutan
umum atau ‘angkot’) tersedia namun
tertata rapi. Bus dan trem akan berhenti untuk menangkut penumpang di
titik-titik tertentu dengan tarif yang disesuaikan dengan jarak tempuh namun
sesuai subyektivitas sang supir.
On the left side, we can see
overall situation in one of key location in Jakarta named Pancoran. Here we can see traffic is still loose with relatively
low volume of vehicles. Public transportation (usually called as angkot) was available in well managed.
As indicated in the picture, buses and trems
would stop at designed are to pick and drop passengers with adjustable fee
depends on travel distance according to driver subjectivity.
Gambar di sebelah kanan adalah
kondisi lalu lintas di lokasi yang sama (Pancoran) saat ini, dimana kita bisa melihat
kemacetan akut Jakarta dan lalu lintas hampir tidak bergerak. Banyak pihak
menyebut ketidakseimbangan antara pertumbuhan volume kendaraan bermotor dan lambatnya
pembangunan infrastruktur jalan raya sebagai penyebab kemacetan Jakarta. Namun
ada juga yang berargumentasi tidak tersedianya sarana transportasi umum yang
nyaman dan terjangkau sebagai akar utama kemacetan dan jika tersedia,
masyarakat Jakarta akan berhenti menggunakan kendaraan pribadi sehingga volume
kendaraan di jalan akan berkuran dan tidak ada lagi kemacetan.
Picture on the right shows
recent condition in the same location (Pancoran)
while we can see huge traffic and the road is nearly jammed. Many had
blamed the imbalance between rapid growths of vehicles versus slow growth in
transportation infrastructure is the main cause of this. While some said it is
the absence of convenient and accessible public transportation is the real
issue, and if this get solved, Jakartans
(that’s how we call people of Jakarta) will stop using private cars hence less
vehicle on the road and goodbye traffic,
Dengan kondisi kemacetan akut
seperti ini, sarana transportasi apa yang sebaiknya digunakan di Jakarta dan
bagaimana memanfaatkannya secara maksimal? Jawabannya tergantung lokasi tujuan
dan waktu penggunaan.
Under the acute traffic
condition of Jakarta, what kind of public transportation is preferred and how
to get the most benefit out of it? My answer is depends on your destination,
where you want to go and when you would like to use it.
Taksi Bandara |
Jika baru pertama kali
berkunjung ke Jakarta, khususnya untuk keperluan bisnis, taksi bandara adalah
pilihan utama. Taksi bandara dapat ditemukan tepat setelah keluar dari pintu
kedatangan. Tarif terpercaya dan menggunakan argo, beberapa supir bahkan bias berkomunikasi
dengan Bahasa Inggris. Untuk jarak tempuh 10-15 km, tariff rata-rata mencapai
100 ribu Rupiah. Taksi bandara dapat dengan mudah dikenali dari stiker berwarna
kuning di kaca depan belakang, selain petugas pemberi nomor antrian di tempat
tunggu taksi. Jangan pernah menggunakan taksi dari sembarang pihak terutama
tanpa argo.
For
first time visitor to Jakarta, especially on business purpose, it is always
suggested to take airport taxi at all time. You can find these taxis right
after coming out from arrival gate. Fee is reliable as they use meter (we
called it argo) and some of taxi
drivers can speak sufficient English. For 10-15 kilometers travel, fee is
around IDR 100.000 (around 10.000원/
만원).
The airport taxi can be easily spotted as they have yellow sticker at front and
end mirror and you can find staff who will give you your queuing number. Never
take taxi from unauthorized person or random people who offer taxi without
meter.
2. Di pagi hari - In the morning
Trans Jakarta |
Jam padat di Jakarta
sudah dimulai sejak pukul 6 pagi hari dimana jalan-jalan utama dan jalan tol
sudah dipadati dengan kendaraan. Untuk keamanan perjalanan, Anda bias menggunakan
busway Trans Jakarta yang melintasi
jalur khusus namun tidak dijamin bebas macet. Ongkos sekali jalan sebesar 3.500
Rupiah. Namun rute busway masih sangat
terbatas melintasi lokasi bisnis atau area utama.
Bus umum seperti Kopaja,
Mayasari, Metromini; juga tersedia dengan ongkos yang relative mirip namun
dengan tingkat kenyamanan yang lebih rendah karena fasilitas yang tidak dirawat
baik.
Rush hour in Jakarta
starts as early as 6 AM with main roads and high way already loaded with cars.
For secure travelling, you can choose ‘Trans
Jakarta’ which is bus with dedicated lane but traffic is not guaranteed. Fee
is fixed at IDR 3.500 (around 500원).
But route is limited mostly to circling major business districts and area.
Regular buses (called Kopaja, Mayasari, Metromini) are also available with similar cost but would
be less convenient as no air conditioner and inside equipment is not regularly
managed and cleaned.
Kopaja - Metromini - Mayasari |
Jam padat sepulang kerja
di Jakarta dimulai pada pukul 5 sore. Jika ingin bepergian seorang diri
terutama di malam hari taksi tetap lebih dipilih namun pastikan tetap memilih
taksi dengan argo. Busway beroperasi hingga pukul 11 malam namun tak jarang
untuk jalur-jalur minim penumpang, busway sudah tidak ditemukan setelah pukul 9
malam. Tidak ada perbedaan ongkos di malam dan siang hari.
The
after hour in Jakarta starts from 5 PM following the business hour. If you want
to travel alone in Jakarta especially in the evening, taxi is preferred but make
sure to only ride the one with meters. Trans
Jakarta is available only until 11 PM but for minor routes only until 9 PM.
No differentiation between morning and evening rate.
Ojek |
Sepeda motor atau ‘Raja
Jalanan’ banyak dijumpai di Jakarta. Untuk transportasi umum, biasa disebut ojek,
dapat ditemukan di setiap sudut Jakarta dengan tariff yang relative murah.
Untuk jarak 1-2 kilo meter, tarif yag dikenakan sekitar 10 ribu Rupiah. Ojek
sangat terasa manfaatnya dalam situasi mendesak karena melalui ‘jalan tikus’
namun harus sangat berhati-hati karena rendahnya tingkat pengamanan pegemudi
dan penumpang.
Motorcycles
are abundant in Jakarta and may be crowned as ‘King of the Street’. Public
motorcycle transportation (called ojek) is
available everywhere in Jakarta and cost is relatively cheap. For 1-2 kilometer
distance you just need to pay IDR 10.000 (around 1000원). It is useful to ride it when in a rush as drivers will take you
through short cut but need to be extremely careful as it will be less safety.
Mikrolet |
Sarana
transportasi paling popular adalah mikrolet. Berupa mobil yang dapat mengangkut
14 penumpang dan melintasi jalan-jalan pinggiran Jakarta namun tidak dapat
melintasi jalan tol. Anda dapat berhenti dimanapun sesuai keinginan hanya dengan
mengetuk bagian atas mikrolet. Tarif disesuaikan dengan jarak tempuh namun
tidak lebih dari 8 ribu Rupiah. Setiap mikrolet memiliki nomor sebagai penanda
rute yang ditempuh.
The
most popular and widely used transportation is called ‘mikrolet’. It is an SUV type which can contains 14 passengers and travel
through road but cannot use high way (toll road). You can stop wherever you
want only by knocking the car’s ceiling. Fee is subject to distance but won’t
cost more than IDR 8.000 (around 800원). Each mikrolet
is assigned with numbers which travels different route.
Sudah siap melawan kemacetan Jakarta?
Are you ready to conquer Jakarta’s traffic?
댓글 없음:
댓글 쓰기